Analisis Ketersediaan Obat pada Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19 di RSUD Bali Mandara Provinsi Bali

Penulis

  • Eme Stepani Sitepu Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
  • Dumilah Ayuningtyas Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
  • Purnawan Junadi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
  • Satibi Satibi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
  • Rizki Daniel Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara, Provinsi Bali, Indoneseia

DOI:

https://doi.org/10.35617/jfionline.v17i1.356

Kata Kunci:

rumah sakit, ketersediaan obat, pandemi, covid-19, bali

Abstrak

Ketersediaan obat perlu dijamin untuk memenuhi kebutuhan pasien baik dari sisi jumlah maupun jenisnya. Hal ini dapat terwujud jika pengelolaan obat di rumah sakit dilakukan dengan efektif dan efisien. Faktor - faktor yang mempengaruhinya antara lain kesesuaian metode perencanaan, pengadaan obat, ketersediaan pada e-katalog, kompetensi sumber daya manusia yang baik serta kecukupan anggaran. Tantangan pada situasi pandemi COVID-19 tahun 2020 adanya pembatasan aktivitas berdampak mempengaruhi distribusi obat serta bahan bakunya sedangkan permintaan obat meningkat. Ketersediaan obat menjadi tantangan baik pada sebelum maupun selama masa pandemi COVID-19.  Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat ketersediaan obat pada periode sebelum dan selama pandemi COVID-19 di Rumah Sakit Umum Provinsi Bali Mandara. Penelitian ini dilakukan pada September – Desember 2023 menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data secara retrospektif berupa data pemakaian, stok, serta pengadaan obat pada tahun 2019 hingga 2022. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada kejadian stok obat kurang baik pada tahun 2019-2022. Namun terjadi peningkatan persentase jumlah ketersediaan obat dengan kategori aman untuk kebutuhan 12-18 bulan selama tahun 2019 hingga 2022 sebesar 42,5%; 44,4%; 69,1%; dan 65,7%. Masih terdapat stok berlebihan diatas 18 bulan meskipun persentasenya menurun yaitu 37,9%; 26,2%; 21,6% dan 28,8%. Penurunan item obat dengan tingkat ketersediaan lebih dari 60 bulan berturut-turut sebanyak 15,7%; 8,6%; 7,0% dan 4,1%. Terdapat obat kadaluwarsa sebelum maupun selama pandemi COVID-19 namun terjadi penurunan nilainya dari Rp. 370.221.269,27 tahun 2019 hingga Rp.93.787.747,28 tahun 2022. Kesimpulan: IFRS mampu memenuhi kebutuhan obat sebelum maupun selama masa pandemi COVID-19 ditunjukkan tidak ada kejadian stok obat kurang. Namun perlu dilakukan pengelolaan obat lebih efisien, karena masih ada obat tanpa pemakaian dalam setahun serta obat kadaluwarsa meskipun persentasenya menurun selama pandemi COVID-19.

Biografi Penulis

Dumilah Ayuningtyas, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

Purnawan Junadi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

Satibi Satibi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Rizki Daniel, Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara, Provinsi Bali, Indoneseia

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara, Provinsi Bali, Indoneseia

Diterbitkan

31-01-2025

Cara Mengutip

Sitepu, E. S., Ayuningtyas, D., Junadi, P., Satibi, S., & Daniel, R. (2025). Analisis Ketersediaan Obat pada Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19 di RSUD Bali Mandara Provinsi Bali. JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | E-ISSN 2355-696X, 17(1), 106–115. https://doi.org/10.35617/jfionline.v17i1.356

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.